Langsung dari Alam

Pendidikan Biologi FKIP adalah salah satu lembaga pendidikan yang menekankan pembelajaran contekstual learning untuk peserta didiknya. Terbukti, hampir setiap mata kuliah Biologi memiiki kegiatan pembelajaran yang tidak hanya materi secara teoritis atau praktikum di laboratorium Biologi. Ada kegiatan studi lapang yang memungkinkan mahasiswa belajar langsung dari alam. Hampir seluruh mata kuliah Biologi memiliki kegiatan studi lapang. Waktu pelaksanaannya biasanya 2 minggu sebelum akhir perkuliahan atau 2 minggu sebelum minggu tenang. Jadi, materi perkuliahan sebagai bahan studi lapang sudah selesai diajarkan sebelum studi lapang.
Akhir minggu lalu (Sabtu-Minggu,11-12 Desember 2010), mahasiswa Pendidikan Biologi yang menempuh mata kuliah Ekologi Tumbuhan melakukan studi lapang ke Taman Nasional Baluran.
Taman Nasional Baluran merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam Departemen Kehutanan. Ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 096/Kpts-II/1984 tanggal 12 Mei 1984 dan berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam Nomor : 46/Kpts-II/VI-Sek/1984 tanggal 11 Desember 1984, wilayah kerjanya meliputi kawasan Taman Nasional Baluran, Taman Nasional Alas Purwo dan Cagar Alam/Taman Wisata Kawah Ijen.
Mahasiswa Pendidikan Biologi yang berjumlah 82 mahasiswa itu merupakan gabungan dari tiga kelas Ekologi Tumbuhan, yaitu 27 mahasiswa kelas A, 44 mahasiswa kelas B dan 11 mahasiswa kelas Internasional. Didampingi oleh dua orang Dosen Pengampu Mata Kuliah Ekologi Tumbuhan, Drs. Wachju Subchan, M.S. Ph.D. dan Prof. Dr. Joko Waluyo, M.Si. serta 6 orang asisten, mereka melakukan pengamatan di enam jenis hutan di kawasan Taman Nasional Baluran, yaitu: hutan Evergreen, Hutan Musim, Savana, hutan pantai, hutan mangrove dan Ecotone.
Mahasiswa yang kemudian dibagi dalam delapan (8) kelompok besar, gabungan dari ketiga kelas tadi, masing-masing masuk ke dalam hutan sejauh 100 m. Di sepanjang 100 m tersebut, mereka membuat plot 25 m x 25 m. Kemudian mereka mencatat jenis-jenis tumbuhan yang terdapat dalam plot, inventarisasi gambar spesies tanaman, serta analisis profil tananam dalam plot tadi. Analisis profil yang harus digambar oleh mereka terdiri dari analisis profil horizontal dan vertikal. Profil horizontal merupakan tampakan vegetasi dari samping. Sedangkan profil vertikal adalah tampakan vegetasi dari sudut pandang atas. Selain itu juga dilakukan pengukuran terhadap intensitas cahaya, kelembaban udara, kelembaban dan pH tanah, kecepatan angin, dan suhu.
Hari pertama, peserta melakukan studi di dua hutan, yaitu hutan Evergreen dan Hutan Musim. Pelaksanaan studi lapang sempat terkendala hujan. Oleh karena itu, mahasiswa kembali ke Wisma Bekol (Bekol Rest Area) untuk beristirahat. Setelah makan malam, diadakan diskusi dengan dosen pengampu, membahas hasil pengamatan vegetasi di dua jenis hutan yang telah diamati, termasuk jenis atau nama tanaman yang belum teridentifikasi.
Hari kedua studi lapang dilanjutkan dengan pengamatan ke Savana, Ecotone, hutan Mangrove, dan Hutan Pantai. Savana terletak tidak jauh dari Bekol Rest Area, sedangkan Ecotone, hutan mangrove dan hutan Pantai terletak di Bama. Jarak ketiga hutan tidak begitu jauh. Kegiatan yang dilakukan sama dengan kegiatan sebelumnya. Kecuali di hutan Ecotone, tidak dilakukan plot, peserta hanya mendengarkan penjelasan dari Bapak Wachju dan Prof. Joko (panggilan akrab kedua dosen pengampu), serta melakukan pengukuran terhadap intensitas cahaya, kelembaban udara, kelembaban dan pH tanah, kecepatan angin, dan suhu, seperti di hutan-hutan yang lain.
“Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa lebih mudah dalam mempelajari ekologi tumbuhan, terutama karena di Baluran ini memiliki keanekaragaman hutan yang lengkap, sehingga pengetahuan yang kami harapkan akan lebih lengkap”, ucap salah seorang peserta studi lapang. (KS)

1 komentar: